Berlomba-lombalah dalam Kebaikan

Masa berlalu dengan sangat cepat. Tak akan mungkin kembali. Memutar waktu ke belakang adalah mustahil. "Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan," imbau Pimpinan Al- Fatih Kaafah Nusantara (AFKN), Ustaz Fadzlan Garamatan. Apalagi, jatah’ usia umat Muhammad SAW relatif pendek, rata-rata 60 tahun. Berikut perbincangan lengkap wartawan Republika Erdy Nasrul dengan salah satu Tokoh Perubahan Republika 2011 itu.

Bagaimana cara memanfaatkan waktu?

Begini. Allah SWT menyindir dalam Kitab-Nya bahwa manusia merugi. Kerugian yang diderita berkaitan dengan pengabaian keimanan kepada Allah dan turunannya sebagaimana tertera dalam rukun iman. Kerugian kedua berkaitan dengan tidak berbuat kebaikan. Di saat bergelimang harta, bukannya membantu tetangga sekitaryang kelaparan, misalkan, tapi justru memperkaya diri sendiri dengan membeli mobil-mobil mewah.

Di saat mendapatkan amanah untuk memimpin suatu wilayah, bukannya mengayomi masyarakat malah justru menyalahgunakan kekuasaan. Kepentingan diri sendiri dan keluarga lebih diutamakan. Padahal, warganya makan nasi aking, menyeberangi sungai karena jembatan rusak parah.

Kerugian ketika tidak mau berlomba-lomba dalam kebenaran dan kesabaran. Apa salahnya berlomba-lomba bersama orang lain untuk melakukan kebenaran? Ayo. katakan apa itu yang benar. Apa salahnya bila memberikan gaji kepada yang berhak, bukan malah dimakan sendiri?

Sabar juga jangan dilupakan. Ketika menghadapi permasalahan kita harus bersabar menghadapinya. Selesaikan dengan kepala dingin tanpa perlu emosi. Ini penting untuk menunjukkan kedewasaan dan kebijakan dalam menyelesaikan permasalahan.

Apakah waktu berjalan dengan cepat?

Sekarang apakah disadari berapa banyak waktu terbuang sia-sia setiap harinya. Tak terasa. Pagi bangun tidur, tiba-tiba sekarang sudah mau maghrib. Cepat sekali waktu berjalan. Ada pepatah bahasa Arab. al-waqtu kassaifi, illam taqtha'uhuqatha'aka. Waktu seperti pedang. Kalau tidak dipotong, maka akan memotong kamu.
Sekali waktu berlalu, maka tidak mungkin kita kembali kepada waktu yang sudah berlalu. Sekarang terjadi pertumpahan darah. Timbullah kematian. Dua jam kemudian menyesal dan ingin kembali ke waktu lalu untuk memperbaiki keadaan, tidak bisa. Karena itu. jangan menyiakan waktu.

Jadi, harus berbuat kebaikan?

Coba pikirkan, apa salahnya berlomba-lomba berbuat baik bersama orang lain? Kita tahu umur kita itu pendek, tidak sepanjang usia umat terdahulu. Umat Nabi Adam. Nabi Musa, panjang sekali usianya. Tapi, umat Nabi Muhammad hanya 60 tahun. Singkat sekali. Tapi, jangan salah. Usia sedikit, manfaatnya bisa dirasakan hingga seribu tahun ke depan. Karena itulah kita harus selalu berbuat baik agar mendapatkan ridha Allah.

Apakah untuk mendapat penghargaan manusia?

Sama sekali tidak. Buat apa kita mendapatkan penghargaan manusia? Hanya penghargaan semen¬tara. Tidak ada manfaatnya. Mintalah ridhaAllah. Itulah penghargaan yang abadi. Ridha Allah membuat kita tenang. Hati tidak terjebak ke dalam kesombongan dan keangkuhan. Keduanya adalah sikap yang hanya di miliki Allah, bukan kita. Buat apa kita sombong? Wong, semua yang ada sejatinya adalah milik Allah.

Kenapa umat Islam lalai?

Lalai karena umat Islam belum merasakan cukup akan nikmat Allah. Belum merasa cukup. Padahal, kalau dapat memahami Islam dengan baik dan benar, maka akan mengerti bahwa Islam adalah nikmat terbesar yang diturunkan kepada umat manusia.

Kita mendengar janji Allah, waatmamtu ‘alai- kumm'mati, Allah telah menyempurnakan semua nikmatnya dan meridhai Islam sebagai agama. Pahami Islam dengan jelas. Jadikan Islam sebagai pandangan hidup, bukan sebatas ajaran biasa. Nantinya. Islam akan menjadi penerang bagi kehi¬dupan kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015. Muslim Magazine.
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Distributed By Kaizen Template Powered by Blogger.
Creative Commons License