Tampilkan postingan dengan label Internet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internet. Tampilkan semua postingan

Cara Scammer Menipu di Dunia Maya

Sepanjang tahun 2013, pengguna situs jejaring sosial mau pun layanan surat elektronik (surel) makin banyak yang diusik oleh ulah penipu (scammer).

Mereka bergerilya untuk mengincar targetnya. Scammer biasanya menggunakan layanan surel gratis atau domain yang tidak jelas.

Berbeda dengan perusahaan, biasanya menggunakan domain dengan akhiran com atau co.id, alamat website penipu setelah di klik biasanya akan tersambung ke tempat lain.

Berhati-hatilah dengan situs berakhiran org yang biasanya dimiliki sebuah organisasi. Kenali betul bentuk atau aktivitas sebuah lembaga.

Selain itu, selidiki juga IP address dari suatu website. Jika Anda menerima surel dari sebuah perusahaan atau pengusaha yang mengaku berdomisili di Inggris, cek IP address-nya. “Kalau asalnya dari negara yang berbeda, itu pasti scam,” jelas pengamat internet Judith Monique Samantha Lubis.

Scammer biasanya menggunakan bahasa-bahasa persuasif dan melebih-lebihkan ketika menawarkan proposal bisnis. Tak jarang, mereka akan menggunakan modus memohon pertolongan atau memuji korbannya sebagai salah satu investor yang beruntung.

Mereka biasanya mengungkapkan membutuhkan mitra kerja atau tambahan modal dengan iming-iming keuntungan yang menggiurkan. Jika Anda tidak pernah mengetahui perusahaan tersebut berikut peluang bermitranya, lakukan cek ulang dan observasi untuk mendapat kebenaran.

Ketika korban tertarik dan merespons surel, penipu akan menanyakan nomor ponsel dan alamat tempat tinggal korban. Scammer telah menyiapkan alamat kantor, website, serta dokumen-dokumen fiktif sudah untuk meyakinkan korban. Begitu korban terjerat, penipu akan meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang sebagai dana investasi.

Ada pula yang berani bertatap muka secara langsung dengan korbannya. Mereka datang dengan penampilan mentereng dengan didampingi bodyguard. Tidak sedikit orang yang tertipu.

Korban kebanyakan berasal dari kalangan berpendidikan dan memiliki jabatan di sebuah perusahaan. “Nominal keuntungan yang ditawarkan membuat korban tergiur,” ujar Judith.

Selain penipuan bisnis, penipuan dengan modus ajakan menikah juga marak terjadi. Memang, bukan mustahil untuk mendapatkan jodoh dari dunia maya. Akan tetapi, bijak dan cerdaslah menanggapinya.

Ketika mengenal si pria melalui situs jejaring sosial, telusuri terlebih dulu kehidupannya melalui akunnya tersebut. Lihat profil, foto-foto, dan percakapannya dengan teman-temannya.

Ketika ada ajakan bertemu, pastikan Anda memilih tempat umum. Untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, jangan datang sendirian. Mintalah teman atau keluarga untuk menemani. “Jangan pernah mengatakan setuju menikah apabila belum mengenal latar belakang keluarga dan kehidupannya dengan detail,” saran Judith.

[rol/duniaterkini.com]

Twitter Sudah Tak Menarik Lagi di Sebagian Asia

jabode, berita terkini
Pengguna Twitter di Korea Selatan dan Jepang Menurun
Terlalu terbuka, terlalu penuh dan terlalu sulit. Demikian penilaian sejumlah pengguna di Korea Selatan dan Jepang mengenai Twitter. Hal ini membuat pengguna Twitter mulai berkurang di dua negara tersebut.

Ini persoalan serius bagi Twitter. Setelah menjual sahamnya untuk publik, Twitter menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari para pemegang saham baru dan analis investasi Wall Street. Harga 26 dolar AS per saham membuat nilai Twitter, yang selama ini tak pernah menghasilkan keuntungan, tiba tiba mampu meraup dana lebih dari 18 miliar dolar AS.

Memudarnya popularitas Twitter di beberapa bagian Asia, yang tadinya merupakan pasar dengan pertumbuhan terbesar untuk Twitter, menjadi kendala serius. Sekitar 25 persen dari 232 juta pengguna Twitter aktif ada di Asia.

Dipimpin oleh Jepang, Indonesia, Korea Selatan dan India, Asia merupakan daerah dengan pertumbuhan tercepat Twitter pada musim panas 2010. Namun dengan menurunnya pengguna Twitter di Korea Selatan dan Jepang, membuat pasar Asia tak semenarik seperti dulu. Apalagi sekarang beberapa negara mencoba melakukan terobosan dengan membuat jaringan sosial media sendiri. Kakao Corp di Korea Selatan dan Line Corp. dari Jepang, telah mengalami pertumbuhan pesat, membuat mereka menjadi pesaing untuk menjaring pengguna dan iklan. “Di Korea Selatan dan Jepang, jenis layanan jaringan sosial terbuka seperti Twitter dan Facebook kehilangan popularitasnya,” ujar Justin Lee, analis pesan dan permainan seluler pada BNP Paribas.

Di Cina, Twitter tetap diblokir. Namun India sudah membuka diri untuk Twitter. Hanya dalam hitungan dua tahun, pengguna Twitter di India sudah mencapai angka 27 juta pengguna. “Orang-orang di India baru terbuka terhadap Twitter,” ujar Karthik Srinivasan, kepala media sosial di Ogilvy & Mather di Bangalore. Kosep berinteraksi dengan orang asing daripada teman dan kolega masih baru di dalam masyarakat yang berorientasi keluarga tersebut.

Diperkirakan ada tujuh juta pengguna Twitter di Korea Selatan dan hanya satu juta diantaranya mengirim lebih dari satu tweet per bulan. Pada Agustus, 64 persen akun-akun Twitter yang ada di Korea Selatan tidak mengirim pesan dalam lebih dari enam bulan, naik dari 56 persen pada Desember tahun lalu.

Pengusaha Korea Selatan Richard Choi mengaku dirinya sudah tidak aktif di Twitter, beralih ke KakaoStory, aplikasi seluler seperti Instagram yang telah menjadi hit di negara itu.
“Twitter adalah untuk berita dan informasi, tapi banyak saluran-saluran lain untuk mendapatkan berita,” ujarnya.

Di Jepang, penurunan popularitas Twitter sebagian adalah karena media ini menjadi medan perang, dengan banyak pengguna anonim meluncurkan serangan pada mereka yang tidak mereka sukai atau yang pendapatnya berbeda. [ROL/jabode]
 
Copyright © 2015. Muslim Magazine.
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Distributed By Kaizen Template Powered by Blogger.
Creative Commons License