Beberapa kelompok hak asasi manusia Mesir pada hari Sabtu kemarin (4/1/2014) menyatakan bahwa jumlah korban tewas dalam kekerasan politik di musim panas setelah penggulingan Presiden Muhammad Mursi dua kali lipat lebih banyak dari korban tewas dalam aksi protes untuk menggulingkan Hosni Mubarak.
Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh kelompok HAM, total 2.665 orang tewas antara Juli hingga Oktober 2013 dalam insiden kekerasan di Mesir.
Jumlah itu termasuk 2.273 orang tewas pada peristiwa politik, dalam bentrokan sektarian 32 orang, 3 orang dalam protes sosial, 62 orang tewas dalam tahanan pihak berwenang, 16 orang tewas karena penggunaan kekerasan berlebihan dari aparat keamanan, 200 tewas dalam serangan teroris, 18 tewas selama tindakan keras keamanan dan 61 orang tewas karena kelalaian dari pihak berwenang.
Mereka yang tewas juga termasuk 11 wartawan, 8 dokter, 51 wanita, 118 anak-anak di bawah umur, 211 pelajar, 174 polisi, dan 70 personil militer.
Laporan tersebut, yang ditandatangani oleh 14 kelompok HAM Mesir dan dipublikasikan pada konferensi pers pada hari Sabtu kemarin, berpendapat bahwa pemerintah saat ini, yang menggantikan Muhammad Mursi setelah kejatuhannya pada bulan Juli, terus melanjutkan taktik pemerintah sebelumnya.
Laporan itu memperkirakan jumlah mereka yang tewas selama protes 2011 yang menyebabkan pengusiran Hosni Mubarak sebanyak 1.075 dua kali lipat dari jumlah korban tewas pasca pengusiran Mursi.
[fq/islampos/alahram/duniaterkini.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar