Presiden PKS Anis Matta diundang dalam diskusi yang digelar oleh Center for Election and Political Party (CEPP) FISIP UI. Dalam diskusi yang membincangkan platform partai itu, Anis Matta dicecar soal platform PKS yang dinilai liberal.
Diskusi itu menghadirkan sekitar 15 peneliti yang mayoritas bergelar doktor dari berbagai disiplin ilmu, mayoritas FISIP. Para doktor itu sebelum diskusi telah lebih dulu membaca buku tentang platform PKS. Apa penilaian mereka?
"Kesan saya orang kampus, ada kegalauan luar biasa di PKS terutama dalam membandigkan cita-cita dengan realitas. Pilihan tentang negara menjadi ragu, justru memilih minimalis whichis itu liberal," kata peneliti FISIP UI, DR Edi Prasetyo.
Dalam diskusi bersama Anis Matta di kampus UI, Depok, Selasa (7/1/2013) hadir tokoh PKS Jazuli Juwaini dan Taufik Ridho, namun tak duduk di depan.
Menurut Edi, satu-satunya negara yang mempunyai platform yang minimalis dan pragmatis dengan mengedepankan kesejahteraan individu dan kebebasan, justru hanya ada di Amerika Serikat.
"Ide gagasan itu selalu dikritik, agak mengejutkan ketika PKS mengedepankan gagasan seperti ini," ujarnya.
Hal senada disampaikan peneliti FISP UI lainnya yaitu DR Mahmud Syalton. Syalton yang juga sudah habis membaca buku tentang platform PKS itu, menilai PKS yang terkesan anti Amerika justru terkesan pro Amerika dalam praktiknya.
Diskusi itu menghadirkan sekitar 15 peneliti yang mayoritas bergelar doktor dari berbagai disiplin ilmu, mayoritas FISIP. Para doktor itu sebelum diskusi telah lebih dulu membaca buku tentang platform PKS. Apa penilaian mereka?
"Kesan saya orang kampus, ada kegalauan luar biasa di PKS terutama dalam membandigkan cita-cita dengan realitas. Pilihan tentang negara menjadi ragu, justru memilih minimalis whichis itu liberal," kata peneliti FISIP UI, DR Edi Prasetyo.
Dalam diskusi bersama Anis Matta di kampus UI, Depok, Selasa (7/1/2013) hadir tokoh PKS Jazuli Juwaini dan Taufik Ridho, namun tak duduk di depan.
Menurut Edi, satu-satunya negara yang mempunyai platform yang minimalis dan pragmatis dengan mengedepankan kesejahteraan individu dan kebebasan, justru hanya ada di Amerika Serikat.
"Ide gagasan itu selalu dikritik, agak mengejutkan ketika PKS mengedepankan gagasan seperti ini," ujarnya.
Hal senada disampaikan peneliti FISP UI lainnya yaitu DR Mahmud Syalton. Syalton yang juga sudah habis membaca buku tentang platform PKS itu, menilai PKS yang terkesan anti Amerika justru terkesan pro Amerika dalam praktiknya.
"Di halaman 62 (buku platform) PKS terkesan PKS sangat Amerika, kemudian halaman 71 karakter PKS sangat liberal dengan mengusung politik bebas tapi tidak ada parameternya," ujarnya.
Mahmud kemudian memaparkan beberapa peristiwa belakangan yang terjadi di elite PKS, yang tak lagi anti dengan budaya di luar Islam.
Di antaranya Fahri Hamzah yang mengucapkan selamat Natal pada perayaan Natal kemarin, begitu juga tokoh PKS Ahmad Heryawan yang berfoto dengan Santa Claus dalam perayaan Natal.
"Apakah ini tidak membingungkan? Padahal selama ini, PKS kental sebagai partai Islam dan terlanjur masuk dengan liqo' (pengajian). Saya kaget PKS kemudian tidak Islami," kata Mahmud.
Menanggapi hal itu, sang Presiden PKS Anis Matta mengatakan dalam pandangan PKS tidak ada platform atau sistem yang salah dan benar. PKS juga kini tengah mencari sistem bernegara yang tepat.
"Di dalam perspektif kami tidak ada kritik sistem pada salah atau benar. Contoh Islam sendiri yang beri landasan, Islam itu jalan tengah. Maka cara dia memandang bukan benar salah, tapi penyempurnaan," papar Anis.
"Kami sedang mencari model. Dalam proses pencarian ini, ada proses komparasi. Indonesia sedang belajar dari semua model ini. Bisa saja dalam perbandingan itu, muncul negara tertentu sebagai negara yang kita layak tiru dalam beberapa hal, bukan model penuh," imbuhnya.
Mahmud kemudian memaparkan beberapa peristiwa belakangan yang terjadi di elite PKS, yang tak lagi anti dengan budaya di luar Islam.
Di antaranya Fahri Hamzah yang mengucapkan selamat Natal pada perayaan Natal kemarin, begitu juga tokoh PKS Ahmad Heryawan yang berfoto dengan Santa Claus dalam perayaan Natal.
"Apakah ini tidak membingungkan? Padahal selama ini, PKS kental sebagai partai Islam dan terlanjur masuk dengan liqo' (pengajian). Saya kaget PKS kemudian tidak Islami," kata Mahmud.
Menanggapi hal itu, sang Presiden PKS Anis Matta mengatakan dalam pandangan PKS tidak ada platform atau sistem yang salah dan benar. PKS juga kini tengah mencari sistem bernegara yang tepat.
"Di dalam perspektif kami tidak ada kritik sistem pada salah atau benar. Contoh Islam sendiri yang beri landasan, Islam itu jalan tengah. Maka cara dia memandang bukan benar salah, tapi penyempurnaan," papar Anis.
"Kami sedang mencari model. Dalam proses pencarian ini, ada proses komparasi. Indonesia sedang belajar dari semua model ini. Bisa saja dalam perbandingan itu, muncul negara tertentu sebagai negara yang kita layak tiru dalam beberapa hal, bukan model penuh," imbuhnya.
[detiknews/duniaterkini.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar