Nyawa Muslim Dibunuh Hanya Karena Diduga Teroris, Kemana Para Tokoh Islam?

Direktur The Community of Ideological Islamic Analisyst (CIIA), Harits Abu Ulya merasa prihatin dengan kondisi umat Islam sekarang ini, khususnya umat Islam yang ada di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam.

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim, seharusnya antara muslim satu dengan muslim yang lainnya saling bekerjasama, tolong menolong selama tidak berbuat maksiat dan jahat, memberikan perhatian dan juga pembelaannya ketika muslim lainnya terdzolimi.

Hal ini diungkapkan Harits saat memberikan tanggapannya atas sejumlah aksi keji dan koboi Densus 88 Anti Teror (baca: anti Islam) Mabes Polri terhadap umat Islam, mulai dari penculikan di Poso dan tempat lainnya hingga pembunuhan “Massal” berencana di Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/12/2013) kemarin.

Pemerhati Kontra Terorisme inipun bertanya-tanya, kemana respon dan reaksi para tokoh Islam dan ormas Islam yang ada di Indonesia terkait aksi brutal Densus 88 tersebut terhadap umat Islam akhir-akhir ini yang menurutnya sudah berada pada titik nadir.

Ia pun kembali bertanya, kemana teriakan para aktivis Islam, para tokoh Islam dan elemen Islam yang lantang menyuarakan pembubaran Densus 88 pada waktu sebelum-sebelumnya. Bukankah apa yang dilakukan Densus 88 bisa saja terjadi dan kapan saja terjadi pada mereka?

Dimana pembelaan para aktivis Islam, para tokoh Islam dan ormas Islam yang dengan suara lantangnya menyatakan sebagai aktivis Islam yang anti Thoghut, anti Demokrasi, anti pemerintahan Sekuler-Liberal, anti kelompok sesat Ahmadiyah, anti terhadap Syi’ah, dan lainnya?

Sambil mengutip hadits dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Harits mengingatkan kaum muslimin akan haramnya menumpahkan darah seorang muslim tanpa Haq (dibenarkan oleh Islam). Ia berkata, Rasululah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi tiada ilah (sesembahan) yang haq di ibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, kecuali dengan salah satu dari tiga perkara; orang muhson (yang sudah menikah) yang berzina, jiwa dengan jiwa (qishos) dan yang meninggalkan agamanya (murtad), yaitu keluar dari Islam”. (HR. Bukhari dan Muslim)

“Kemana para tokoh-tokoh Islam dan ormas Islam? Mana komentar dan reaksi mereka? Dimana nurani dan akal sehat mereka? Nyawa demi nyawa tumbang hanya karena alasan “terduga teroris”,” ucap Harits kepada KompasIslam.Com pada Rabu (1/1/2014) pagi.

[kompasislam/duniaterkini.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015. Muslim Magazine.
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Distributed By Kaizen Template Powered by Blogger.
Creative Commons License