Lembaga Survei Cirus Surveyors Group mengukur seberapa besar tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik. Hasilnya, hanya tersisa 9,4% responden yang masih percaya.
“Sebanyak 9,4% responden masih percaya dengan kinerja partai politik, sebanyak 39,2% kurang percaya, 40% tidak percaya, dan 11,4% tidak tahu,” kata Direktur Riset Cirus Surveyors Group Kadek Dwita Apriyani di Resto Pulau Dua, Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu (5/1/2014).
Menurut Dwita, survei tersebut mengindikasikan publik sudah tak yakin bahwa parpol telah menjalankan fungsinya dengan baik. Hanya 14,6% responden yang yakin parpol telah melakukan pelatihan mengenai demokrasi, pemerintahan, dan pemilu.
“Banyak responden tak yakin parpol menjalankan visi misinya dengan baik. Survei juga menghasilkan bahwa parpol diduga tidak melakukan perekrutan dengan baik dan tidak melakukan kunjungan ke daerah pemilihan secara berkala,” ujar Dwita.
Cirus juga melakukan survei terkait apa sebenarnya masalah utama yang dirasakan masyarakat. Hasilnya, masalah terkait mahalnya harga pangan ada di urutan pertama.
“Hasil survei menunjukkan sebagian besar masyarakat justru merisaukan mahalnya harga kebutuhan pokok dengan angka 27,9%,” kata Dwita.
Masalah kedua yang paling dirisaukan publik yaitu tentang buruknya transportasi publik dan infrastruktur jalan (22,2%). Sulitnya mencari lapangan kerja berada di urutan ketiga dengan 16,3% responden.
“Korupsi kolusi dan nepotisme ada di posisi keempat dengan 12,1%,” ujar Dwita.
Responden terdiri dari penduduk Indonesia dengan minimal usia 17 tahun. Sebanyak 2.200 responden diwawancara dengan cara tatap muka. Data dikumpulkan mulai 9 hingga 15 Desember 2013. Sementara itu metode yang digunakan adalah metode acak bertingkat.
“Sebanyak 9,4% responden masih percaya dengan kinerja partai politik, sebanyak 39,2% kurang percaya, 40% tidak percaya, dan 11,4% tidak tahu,” kata Direktur Riset Cirus Surveyors Group Kadek Dwita Apriyani di Resto Pulau Dua, Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu (5/1/2014).
Menurut Dwita, survei tersebut mengindikasikan publik sudah tak yakin bahwa parpol telah menjalankan fungsinya dengan baik. Hanya 14,6% responden yang yakin parpol telah melakukan pelatihan mengenai demokrasi, pemerintahan, dan pemilu.
“Banyak responden tak yakin parpol menjalankan visi misinya dengan baik. Survei juga menghasilkan bahwa parpol diduga tidak melakukan perekrutan dengan baik dan tidak melakukan kunjungan ke daerah pemilihan secara berkala,” ujar Dwita.
Cirus juga melakukan survei terkait apa sebenarnya masalah utama yang dirasakan masyarakat. Hasilnya, masalah terkait mahalnya harga pangan ada di urutan pertama.
“Hasil survei menunjukkan sebagian besar masyarakat justru merisaukan mahalnya harga kebutuhan pokok dengan angka 27,9%,” kata Dwita.
Masalah kedua yang paling dirisaukan publik yaitu tentang buruknya transportasi publik dan infrastruktur jalan (22,2%). Sulitnya mencari lapangan kerja berada di urutan ketiga dengan 16,3% responden.
“Korupsi kolusi dan nepotisme ada di posisi keempat dengan 12,1%,” ujar Dwita.
Responden terdiri dari penduduk Indonesia dengan minimal usia 17 tahun. Sebanyak 2.200 responden diwawancara dengan cara tatap muka. Data dikumpulkan mulai 9 hingga 15 Desember 2013. Sementara itu metode yang digunakan adalah metode acak bertingkat.
[detik/duniaterkini.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar