Tampilkan postingan dengan label Berita Mahasiswa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Mahasiswa. Tampilkan semua postingan

LDK Solo Raya Galang 1.000.000 Koin Untuk Jilbab Polwan

Puluhan aktivis Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK ) Solo Raya menggelar demonstrasi dengan label Aksi Simpatik Penggalangan 1.000.000 koin bagi Pengadaan Jilbab Polwan pada hari Jum’at, (6/12/2013) kemarin.

Koordinator lapangan aksi, Rudi yang merupakan menyampaikan bahwa aksi ini adalah sentilan kecil bagi pihak kepolisian yang menunda pembolehan bagi Polwan untuk memakai jilbab dengan alasan ketiadaan dana.

“Jika itu alasannya maka para mahasiswa yang tergabung dalam BKLDK se-Solo Raya ini siap menggalang masyarakat untuk membantu Polwan yang ingin menutup auratnya dengan berjilbab yakni menggalang 1.000.000 koin untuk hal tersebut,” tutur Mahasiwa Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini dengan semangat.

Rudi juga menambahkan bahwa mereka juga akan turun ke jalan pada saat Car Free Day Ahad besok di jalan Slamet Riyadi, di tengah kota Surakarta guna melanjutkan aksi penggalangan 1.000.000 koin bagi jilbab Polwan ini.

Aksi yang dimulai pukul 13.00 selepas shalat Jum’at ini juga mendapatkan pengamanan yang cukup ketat dari pihak kepolisian. Sebagaimana juga yang tertulis dalam Pers Release BKLDK Solo Raya dan ditandatangani Muhammad Ihsan selaku Korda Solo.

BKLDK menyoroti adanya keganjilan terkait kebijakan penundaan penggunaan jilbab Polwan. Pertama, pada saat Polri beralasan ketiadaan anggaran pemerintah namun disisi lain pemerintah membuang-buang uang rakyat sebanyak 25 milyar rupiah untuk membagi-bagi kondom atas nama peringatan hari Aids sedunia.

Kedua, draft anggaran Polri tahun 2014 yag dikritisi pihak Komisi III DPR RI, didana tercantum pengajuan dana 16 milyar untuk pengadaan anjing. Ketiga, alasan adanya ketidak-seragaman jilbab Polwan hanyalah mengada-ada, karena secara hirarkis sangat mudah solusinya.

Korlap Aksi juga menyampaikan penilaian bahwa penundaan jilbab bagi Polwan adalah penghinaan kepada Syari’at Allah ini yang berfungsi untuk melindungi kehormatan wanita muslimah. [voa-islam/duniaterkini.com]
Puluhan aktivis Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK ) Solo Raya menggelar demonstrasi dengan label Aksi Simpatik Penggalangan 1.000.000 koin bagi Pengadaan Jilbab Polwan pada hari Jum’at, (6/12/2013) kemarin.
Koordinator lapangan aksi, Rudi yang merupakan menyampaikan bahwa aksi ini adalah sentilan kecil bagi pihak kepolisian yang menunda pembolehan bagi Polwan untuk memakai jilbab dengan alasan ketiadaan dana.
“Jika itu alasannya maka para mahasiswa yang tergabung dalam BKLDK se-Solo Raya ini siap menggalang masyarakat untuk membantu Polwan yang ingin menutup auratnya dengan berjilbab yakni menggalang 1.000.000 koin untuk hal tersebut,” tutur Mahasiwa Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini dengan semangat.
Rudi juga menambahkan bahwa mereka juga akan turun ke jalan pada saat Car Free Day Ahad besok di jalan Slamet Riyadi, di tengah kota Surakarta guna melanjutkan aksi penggalangan 1.000.000 koin bagi jilbab Polwan ini.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2013/12/07/27994/ldk-solo-raya-gelar-demo-galang-1000000-koin-untuk-jilbab-polwan/#sthash.1QabyWeH.dpuf

Mahasiswa Kecam Tindakan Spionase AS Terhadap Indonesia

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan menggelar aksi protes terhadap tindakan spionase AS. Aksi mahasiswa yang digelar di Depan Gedung DPRD Kota Kediri ini juga menuntut pengusiran dan penutupan Kedubes  AS (Senin, 11/11).

Keberadaan Kedubes AS dituding hanya dijadikan markas intelijen untuk kepentingan AS di Indonesia. Penyadapan juga dilakukan AS terhadap negara-negara lain seperti Jerman dan Prancis serta 80 lokasi lain di seluruh dunia.

Sebagaimana diberitakan oleh majalah Der Spiegel, Badan Keamanan Nasional Amerika, NSA, juga memonitor jutaan telepon yang dilakukan warga Jerman dan Prancis. Gedung Putih sendiri  tidak menyangkal secara tegas praktik penyadapan.

Dalam orasinya, Gema Pembebasan menyatakan bahwa AS merupakan negara muhariban fi’lan yang harus diperangi karena secara nyata terus membunuh umat Islam di berbagai belahan dunia.

Bukan hanya masalah terbukti telah melakukan penyadapan, tapi, yang lebih penting lagi, adalah kenyataan bahwa  Amerika Serikat termasuk negara muhariban fi’lan, yakni negara yang secara langsung memerangi dan membunuh umat Islam di berbagai belahan dunia. [kh/duniaterkini.com]

FISIP UI Miliki Dekan Baru

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) memiliki dekan baru periode 2013-2017. Yaitu, Arie Setiabudi Soesilo, menggantikan Bambang Shergi Laksmono yang telah habis masa jabatannya. “Sebagai Dekan FISIP UI terpilih, Arie Soesilo akan fokus pada peningkatan kinerja akademik, baik itu akreditasi program studi, riset, pengajaran, dan pengabdian masyarakat,” kata Kepala Kantor Komunikasi UI Farida Haryoko, akhir pekan lalu.

Selain itu, kata Farida, dekan baru tersebut juga fokus meningkatkan produksi publikasi jurnal internasional oleh para mahasiswa maupun staf pengajar di lingkungan fakultas. Selanjutnya, juga perlu meningkatkan mutu pelayanan akademik serta mengembangkan kompetensi SDM dosen, mahasiswa, dan staf administrasi menjadi lebih profesional dalam lingkungan yang kolegial.

Farida menjelaskan, proses as-sessment tingkat universitas dila-
kukan oleh tim penguji yang terdiri atas Pejabat Rektor UI Muhammad Anis, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Bambang Wibawarta, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Kerja Sama Industri Siti Setiati, dan Sekretaris Universitas Tommy Ilyas. Kegiatan itu dilaksanakan pada Jumat (1/11) di Ruang Rapat A Gedung Pusat Administrasi UI, kampus Depok.

Sebelumnya, ada tiga calon dekan yang diuji oleh keempat panelis tersebut, yakni Arie Setiabudi Soesilo (staf pengajar Departemen Sosiologi), Bagus Aiyo (staf pengajar Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial), dan Fredy BL Tobing (staf pengajar Departemen Hubungan Internasional). Penilaian terhadap calon dekan meliputi kinerja akademis sesuai dengan bidang ilmu fakultas, kecakapan manajerial, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, kepribadian dan integritas moral, komitmen terhadap fakultas dan universitas, pemahaman terhadap isu strategis di fakultas, serta ak-
septabilitas di lingkungan fakultas

Selanjutnya, panitia menggunakan sejumlah instrumen, seperti riwayat kerja, hasil presentasi dan tanya jawab, hasil wawancara, penelitian terhadap dokumen tertulis dan hasil observasi yang dilakukan oleh anggota PSCD di dalam proses penilaian (asssemeni). Pelaksanaan pemilihan pemimpin fakultas berdasarkan Surat Keputusan MWA-UI Nomor 02/SK/MWA-UI/2003 dan Keputusan Rektor UI Nomor 1190/SK/R/U1/2013 mengenai Tata Cara Seleksi Calon Dekan.

Arie memulai kariernya sebagai Wakil Dekan Bidang Mahasiswa dan Hubungan Alumni FISIP UI tahun 1998-2002. Pada 2002-2005 ia masuk di jajaran pejabat eksekutif UI selaku Wakil Rektor.

Pada 2005-2007 Arie adalah Direktur Urusan Mahasiswa dan Alumni UI. Ia menjabat sebagai Direktur Hubungan Alumni UI. la meraih gelar master sosiologi dari Purdue Uni versi ty, Amerika Serikat. Gelar Sarjana Sosiologi didapatnya dari UI.

Ketua GEMA Pembebasan Bantah Jadi Embrio Teroris

Tuduhan sebagai ancaman dan embrio terorisme, Menurut Ketua Gerakan Mahasiswa Pembebasan (GEMA Pembebasan) Pusat, Firman Kelana merupakan tuduhan tidak berdasar, malah pada faktanya GEMA Pembebasan merupakan gerakan Intelektual yang mengusung semangat persatuan berdasarkan Islam.

“Seharusnya kita balik bertanya kepada mereka (GPI) yang melontarkan tuduhan palsu tersebut, mengapa harus ada tindakan anarkis,” ujarnya Jum’at (1/11) di Jakarta.

Inilah Indonesia, untuk kebebasan hawa nafsu mereka, mereka menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia, menjujung sikap kebebasan berpendapat, tetapi ketika kebebasan berpendapat itu datang dengan membawa Islam, mereka berdikap feodal, menindas dan anarkis.

Padahal, Menurut Firman, semangat GEMA Pembebasan adalah semangat Islam untuk melawan penjajahan gaya baru, melawan kapitalisme imperial. Karena yang sebenarnya membuat negri kita Indonesia ini carut marut terjajah semua sumber daya alam 84% dikuasai asing, kemiskinan meraja lela,konfik horisontal yang tidak kunjung selesai, korupsi yang menggurita tidak lain adalah disebabkan oleh ideologi kapitalisme-demokrasi yang diterapkan di negri ini, yang saat ini dipaksakan oleh Amerika Serikat.

Terkait penolakan sumpah pemuda dan nasionalisme dari Gema Pembebasan bukanlah aksi penyeruan pembubaran persatuan ataupun separatisme. Ini merupakan aksi menggugat standar persatuan bangsa yang tidak jelas dan absurd sehingga berpotensi menimbulkan adanya perpecahan dan separatisme dikalangan putra dan putri indonesia sendiri,” terangnya.

Anarkis yang dilakukan oleh pihak Gerakan Pemuda Indonesia  Palangkaraya adalah bentuk respon kekalahan intelektual atas sikap kritis mahasiswa terhadap aksi dan pernyataan sikap tolak sumpah pemuda dan ilusi nasionalisme, raih kebangkitan hakiki dengan ideologi Islam.

Aksi ini juga, menurut Firman, demi menyelamatkan Indonesia dari potensi-potensi perpecahan, yakni dengan memperjelas standar persatuan dan kesatuan Indonesia, bahwa persatuan dan kesatuan sebuah negara sejatinya akan dapat terjaga dan utuh jika menggunakan standar ideologi, bukan ukuran tanah air, warna kulit dan bahasa.

Aksi ini menggugat sumpah pemuda dan menawarkan solusi persatuan dengan standar ideologi adalah aksi demi menjadikan Indonesia sebuah negara yang besar, kuat, adil, makmur serta menjadi pemimpin peradaban dunia.

“Sumpah pemuda dengan landasan nasionalisme adalah ikatan yang saat ini hanyalah sebuah ilusi dan tak bisa dijadikan semangat untuk melakukan perubahan dinegeri ini yang sedang terjajah secara ideologi, politik, ekonomi, budaya,” paparnya.

Walau digugat oleh GPI Palangkaraya melalui aksi penolakan dan anarkisme menyoal tuntutan GEMA Pembebasan menggugat sumpah pemuda dan nasionalisme, Kamis (31/10). GEMA Pembebasan akan tetap lantang memperjuangkan tegaknya ideologi Islam dalam sebuah tatanan baru, negara khilafah.

“Terbukti Gerakan Mahasiswa Pembebasan mampu membuat opini kepada para kalangan pemuda dan mahasiswa serta masyarakat untuk kembali kepada ideologi Islam sebagai solusi atas carut-marutnya permasalahan negri ini,” pungkasnya.
 
Copyright © 2015. Muslim Magazine.
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Distributed By Kaizen Template Powered by Blogger.
Creative Commons License