Ketua GEMA Pembebasan Bantah Jadi Embrio Teroris

Tuduhan sebagai ancaman dan embrio terorisme, Menurut Ketua Gerakan Mahasiswa Pembebasan (GEMA Pembebasan) Pusat, Firman Kelana merupakan tuduhan tidak berdasar, malah pada faktanya GEMA Pembebasan merupakan gerakan Intelektual yang mengusung semangat persatuan berdasarkan Islam.

“Seharusnya kita balik bertanya kepada mereka (GPI) yang melontarkan tuduhan palsu tersebut, mengapa harus ada tindakan anarkis,” ujarnya Jum’at (1/11) di Jakarta.

Inilah Indonesia, untuk kebebasan hawa nafsu mereka, mereka menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia, menjujung sikap kebebasan berpendapat, tetapi ketika kebebasan berpendapat itu datang dengan membawa Islam, mereka berdikap feodal, menindas dan anarkis.

Padahal, Menurut Firman, semangat GEMA Pembebasan adalah semangat Islam untuk melawan penjajahan gaya baru, melawan kapitalisme imperial. Karena yang sebenarnya membuat negri kita Indonesia ini carut marut terjajah semua sumber daya alam 84% dikuasai asing, kemiskinan meraja lela,konfik horisontal yang tidak kunjung selesai, korupsi yang menggurita tidak lain adalah disebabkan oleh ideologi kapitalisme-demokrasi yang diterapkan di negri ini, yang saat ini dipaksakan oleh Amerika Serikat.

Terkait penolakan sumpah pemuda dan nasionalisme dari Gema Pembebasan bukanlah aksi penyeruan pembubaran persatuan ataupun separatisme. Ini merupakan aksi menggugat standar persatuan bangsa yang tidak jelas dan absurd sehingga berpotensi menimbulkan adanya perpecahan dan separatisme dikalangan putra dan putri indonesia sendiri,” terangnya.

Anarkis yang dilakukan oleh pihak Gerakan Pemuda Indonesia  Palangkaraya adalah bentuk respon kekalahan intelektual atas sikap kritis mahasiswa terhadap aksi dan pernyataan sikap tolak sumpah pemuda dan ilusi nasionalisme, raih kebangkitan hakiki dengan ideologi Islam.

Aksi ini juga, menurut Firman, demi menyelamatkan Indonesia dari potensi-potensi perpecahan, yakni dengan memperjelas standar persatuan dan kesatuan Indonesia, bahwa persatuan dan kesatuan sebuah negara sejatinya akan dapat terjaga dan utuh jika menggunakan standar ideologi, bukan ukuran tanah air, warna kulit dan bahasa.

Aksi ini menggugat sumpah pemuda dan menawarkan solusi persatuan dengan standar ideologi adalah aksi demi menjadikan Indonesia sebuah negara yang besar, kuat, adil, makmur serta menjadi pemimpin peradaban dunia.

“Sumpah pemuda dengan landasan nasionalisme adalah ikatan yang saat ini hanyalah sebuah ilusi dan tak bisa dijadikan semangat untuk melakukan perubahan dinegeri ini yang sedang terjajah secara ideologi, politik, ekonomi, budaya,” paparnya.

Walau digugat oleh GPI Palangkaraya melalui aksi penolakan dan anarkisme menyoal tuntutan GEMA Pembebasan menggugat sumpah pemuda dan nasionalisme, Kamis (31/10). GEMA Pembebasan akan tetap lantang memperjuangkan tegaknya ideologi Islam dalam sebuah tatanan baru, negara khilafah.

“Terbukti Gerakan Mahasiswa Pembebasan mampu membuat opini kepada para kalangan pemuda dan mahasiswa serta masyarakat untuk kembali kepada ideologi Islam sebagai solusi atas carut-marutnya permasalahan negri ini,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015. Muslim Magazine.
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Distributed By Kaizen Template Powered by Blogger.
Creative Commons License