Koalisi partai politik berideologi Islam diinginkan masyarakat sebagai alternatif pada pemilihan umum presiden 2014 nanti. Koalisi diharapkan dapat menyatukan umat Islam yang tersebar di berbagai partai politik lain seperti ditunjukkan hasil jajak pendapat Lembaga Survei Nasional (LSN). "Sebanyak 45.6 persen responden setuju dan menilai perlunya koalisi partai Islam," kata peneliti Lembaga LSN, Dita Pradipta, di Jakarta, Ahad (24/11).
Menurut Dita, responden mengemukakan beberapa alasan pentingnya koalisi dilakukan. Pertama untuk memelihara persatuan umat Islam. Alasan ini dikemukakan 23.11 persen responden. Kemudian, 17.3 persen responden menginginkan partai Islam menang pada pemilu 2014. Sebanyak 8.4 persen menilai partai Islam perlu berkoalisi karena memiliki azas yang sama. Sebagian beralasan koalisi untuk kemajuan umat (7.3 persen). untuk menjaga citra umat Islam (4.3 persen), serta alasan lainnya sebanyak 5.1 persen.
Koalisi partai Islam, Dita melanjutkan, sangat dimungkinkan mengingat popularitas partai Islam rata-rata di atas 80 persen. Sebanyak 96.9 persen responden memilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 96.1 persen Partai Amanat Naasional (PAN). Kemudian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebanyak 95.5 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dipilih 94.5 persen dan Partai Bulan Bintang (PBB) sebanyak 80.6 persen. "Dengan tingkat popularitas di atas 80 persen, berarti partai Islam sudah dikenal luas oleh masyarakat," ujar Dita.
Meski begitu, dikatakan Dita, menyatukan paartai Islam bukan hal yang mudah. Kaarena setiap partai memiliki ideologi secara spesifik yang berbeda-beda. Setiap partai Islam juga memiliki tokoh masing-masing yang dinilai kuat.
Namun, melalui survei terbuka, LSN menanyakan kepada responden tokoh yang memiliki potensi menyatukan partai Islam. "Pilihan terbanyak, sebanayk 16.4 persen diperuntukkan bagi Mahfud MD," jelasnya.
Kemudian diikuti Rhoma Irama (9.6 persen), Suryadharma Ali (9.1 persen), Amien Rais (7.6 persen), dan Din Syamsuddin (6.1 persen). Setelah itu, muncul nama Said Agil Siradj (5.4 persen), Yusril Ihza Mahendar (4.2 persen), Hidayat Nur Wahid (4.1 persen), Sholahuddin Wahid (3.2 persen), dan Yusuf Mansyur (1.5 persen).
Menurut Dita, responden mengemukakan beberapa alasan pentingnya koalisi dilakukan. Pertama untuk memelihara persatuan umat Islam. Alasan ini dikemukakan 23.11 persen responden. Kemudian, 17.3 persen responden menginginkan partai Islam menang pada pemilu 2014. Sebanyak 8.4 persen menilai partai Islam perlu berkoalisi karena memiliki azas yang sama. Sebagian beralasan koalisi untuk kemajuan umat (7.3 persen). untuk menjaga citra umat Islam (4.3 persen), serta alasan lainnya sebanyak 5.1 persen.
Koalisi partai Islam, Dita melanjutkan, sangat dimungkinkan mengingat popularitas partai Islam rata-rata di atas 80 persen. Sebanyak 96.9 persen responden memilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 96.1 persen Partai Amanat Naasional (PAN). Kemudian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebanyak 95.5 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dipilih 94.5 persen dan Partai Bulan Bintang (PBB) sebanyak 80.6 persen. "Dengan tingkat popularitas di atas 80 persen, berarti partai Islam sudah dikenal luas oleh masyarakat," ujar Dita.
Meski begitu, dikatakan Dita, menyatukan paartai Islam bukan hal yang mudah. Kaarena setiap partai memiliki ideologi secara spesifik yang berbeda-beda. Setiap partai Islam juga memiliki tokoh masing-masing yang dinilai kuat.
Namun, melalui survei terbuka, LSN menanyakan kepada responden tokoh yang memiliki potensi menyatukan partai Islam. "Pilihan terbanyak, sebanayk 16.4 persen diperuntukkan bagi Mahfud MD," jelasnya.
Kemudian diikuti Rhoma Irama (9.6 persen), Suryadharma Ali (9.1 persen), Amien Rais (7.6 persen), dan Din Syamsuddin (6.1 persen). Setelah itu, muncul nama Said Agil Siradj (5.4 persen), Yusril Ihza Mahendar (4.2 persen), Hidayat Nur Wahid (4.1 persen), Sholahuddin Wahid (3.2 persen), dan Yusuf Mansyur (1.5 persen).
[rol/duniaterkini.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar