Rencana untuk melatih hingga 7.000 anggota pasukan keamanan Libya dan pasukan operasi khusus sedang disusun oleh militer AS, menurut laporan Al Arabiya (18/11/2013).
William McRaven, yang mengepalai Komando Operasi Khusus militer AS, mengatakan bahwa militer AS akan fokus pada kekuatan yang dapat melakukan misi “anti-terorisme”.
“Cukuplah untuk mengatakan bahwa akan ada semacam usaha konvensional, untuk melatih pasukan konvensional antara 5 sampai 7 ribu. Dan kami memiliki usaha pelengkap di sisi operasi khusus untuk melatih sejumlah pasukan mereka untuk melakukan ‘kontra-terorisme’,” klaimnya dalam sebuah forum pertahanan di Californasi pada akhir pekan lalu, lansir Reuters.
Berita ini muncul di tengah tingginya ketegangan di Tripoli di mana 40 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka ketika warga memberontak terhadap milisi bersenjata yang terbentuk saat revolusi berlangsung.
Aksi kekerasan meletus pada Jum’at pekan lalu ketika para pengunjuk rasa yang mendesak pemerintah setempat untuk membubarkan milisi bersenjata, terlibat bentrok dengan milisi setempat.
McRaven mengatakan akan ada pemeriksaan ekstensif personil Libya yang dilatih oleh Amerika Serikat.
Setelah revolusi yang berhasil menggulingkan diktator Libya, Moammar Qaddafi, kelompok-kelompok milisi bersenjata Libya masih tetap eksis. Tak jarang mereka dipekerjakan oleh pemerintah untuk menjaga kantor-kantor pemerintah. Mereka juga kebanyakan tetap setia kepada komandan atau kepala suku mereka dan sering terjadi bentrokan untuk persaingan wilayah
Sebelumnya, otoritas Libya menyatakan keadaan darurat selama 48 jam pada Ahad (17/11) di ibukota Tripoli setelah bentrokan terjadi. [arrahmah/duniaterkini.com]
William McRaven, yang mengepalai Komando Operasi Khusus militer AS, mengatakan bahwa militer AS akan fokus pada kekuatan yang dapat melakukan misi “anti-terorisme”.
“Cukuplah untuk mengatakan bahwa akan ada semacam usaha konvensional, untuk melatih pasukan konvensional antara 5 sampai 7 ribu. Dan kami memiliki usaha pelengkap di sisi operasi khusus untuk melatih sejumlah pasukan mereka untuk melakukan ‘kontra-terorisme’,” klaimnya dalam sebuah forum pertahanan di Californasi pada akhir pekan lalu, lansir Reuters.
Berita ini muncul di tengah tingginya ketegangan di Tripoli di mana 40 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka ketika warga memberontak terhadap milisi bersenjata yang terbentuk saat revolusi berlangsung.
Aksi kekerasan meletus pada Jum’at pekan lalu ketika para pengunjuk rasa yang mendesak pemerintah setempat untuk membubarkan milisi bersenjata, terlibat bentrok dengan milisi setempat.
McRaven mengatakan akan ada pemeriksaan ekstensif personil Libya yang dilatih oleh Amerika Serikat.
Setelah revolusi yang berhasil menggulingkan diktator Libya, Moammar Qaddafi, kelompok-kelompok milisi bersenjata Libya masih tetap eksis. Tak jarang mereka dipekerjakan oleh pemerintah untuk menjaga kantor-kantor pemerintah. Mereka juga kebanyakan tetap setia kepada komandan atau kepala suku mereka dan sering terjadi bentrokan untuk persaingan wilayah
Sebelumnya, otoritas Libya menyatakan keadaan darurat selama 48 jam pada Ahad (17/11) di ibukota Tripoli setelah bentrokan terjadi. [arrahmah/duniaterkini.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar