Tanpa medan magnet, Mars akan “matang” karena terpanggang mata-hari dan radiasi kosmik.
Para ilmuwan meyakini, laut dan sungai pernah ada di permukaan planet Mars. Namun, apa yang terjadi dengan laut dan sungai itu sehingga tak tampak, masih menjadi misteri. Para saintis pun berlomba dan berupaya untuk mengungkapkannya.
Para ilmuwan meyakini, laut dan sungai pernah ada di permukaan planet Mars. Namun, apa yang terjadi dengan laut dan sungai itu sehingga tak tampak, masih menjadi misteri. Para saintis pun berlomba dan berupaya untuk mengungkapkannya.
Sejumlah analisis dimunculkan. Dugaan sementara, matahari menjadi penyebab menghilangnya air dari Mars. Matahari mengupas atmosfer planet, molekul demi molekul selama miliaran tahun.
Bagaimana persisnya hal itu terjadi, inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi program baru Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Mars Atmosphere and Volatile Evolution atau MAVEN. Misi baru ini diluncurkan pada Senin (18/11) dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida.
Setibanya di Mars pada September 2014, MAVEN akan menempatkan dirinya di orbit sekitar Mars dan mulai meneliti lapisan tipis gas yang tersisa di Mars. “MAVEN akan fokus mencoba memahami sejarah atmosfer, bagaimana iklim berubah seiring waktu dan bagaimana semua itu memengaruhi evolusi permukaan Mars. MAVEN juga akan meneliti potensi kelayakhunian, setidaknya oleh mikroba, di Mars,” kata pimpinan ilmuwan Bruce Jakosky yang bekerja sama dengan University of Colorado di Boulder, seperti dilansir Reuters, Senin (18/11).
Secara khusus, MAVEN akan melihat berapa banyak jenis radiasi yang berasal dari matahari dan sumber-sumber kosmik lainnya. Begitu juga soal bagaimana radiasi tersebut hingga berdampak pada gas di atmosfer terhadap Mars.
Para ilmuwan telah melihat sekilas proses dari data yang dikumpulkan oleh pengorbit Mars Express milik Eropa dan mesin penjelajah milik KASA Curiosity. Namun, mereka belum mempunyai kesempatan melihat profil atmosfer dan lingkungan angkasa di sekitar Mars secara bersamaan.
“Kita akan mendapatkan jendela mengenai apa yang terjadi sekarang sehingga kami dapat mencoba dan melihat ke belakang melalui bukti yang terkunci di bebatuan. Lalu, menempatkan seluruh cerita tentang sejarah Mars dan bagaimana bisa menjadi lingkungan yang menantang seperti sekarang,” ujar ilmuwan Mars Pan Conrad yang bekerja sama dengan Pusat Penerbangan Angkasa Goddard, milik NASA di Green belt, Maryland.
Mirip Bumi
Bukti yang menunjukkan Mars memiliki lingkungan yang hangat, basah, dan mirip Bumi telah muncul selama puluhan tahun. Batuan kuno yang ditemukan di sana menunjukkan adanya jejak kimia air di masa lalu.
Permukaan planet ini penuh dengan fitur geologi yang diukir oleh air, seperti bekas saluran air, dasar sungai yang mengering, delta danau, dan deposit sedimen lainnya. “Atmosfernya harusnya lebih tebal dari sekarang untuk menciptakan kondisi planet yang hangat dan basah. Pertanyaannya adalah ke mana semua karbondioksida dan air itu pergi?" kata Jakosky.
Menurut para ilmuwan ini, hanya ada dua kemungkinan penyebab perginya atmosfer itu, yakni ke dalam tanah atau ke luar angkasa. Para ilmuwan mengetahui karbondioksida di beberapa planet justru berakhir di permukaan dan bergabung dengan mineral dalam kerak. Namun sejauh ini, persediaan karbondioksida di dalam tanah tidak cukup besar untuk menjelaskan awal atmosfer tebal di Mars.
Sebaliknya, para ilmuwan menduga sebagian besar atmosfer itu justru menghilang ke ruang angkasa. Prosesnya dimulai sekitar empat miliar tahun yang lalu ketika medan magnet pelindung planet secara misterius menghilang.
“Jika Anda memiliki medan magnet global, hal itu mampu menangkal angin dari matahari. Angin matahari berhasil ditangkal sehingga tidak dapat merusak atmosfer,” ujar Jakosky. Ia berpendapat, tanpa medan magnet. Mars akan menjadi “matang” karena terpanggang matahari dan radiasi kosmik, sebagaimana proses yang berlangsung sampai saat ini.
Dan, misi utama MAVEN diperkirakan akan berlangsung selama satu tahun. Waktu yang cukup bagi para ilmuwan untuk mengumpulkan data dari berbagai jenis badai matahari yang terjadi dan kejadian cuaca ruang angkasa lainnya.
Setelah itu, MAVEN akan tetap berada di orbit hingga 10 tahun untuk melayani sebagai relay komunikasi bagi Curiosity. Mesin penjelajah lanjutan akan diluncurkan pada 2020. Sebuah mesin pendarat sedang dirancang untuk mempelajari lapisan dalam planet.
MAVEN yang diluncurkan Senin akan mencapai Mars pada 22 September atau dua hari sebelum Misi Orbiter Mars milik India yang diluncurkan pada 5 November tiba. Roket India telah menaikkan orbitnya mengelilingi Bumi dan harus berada dalam posisi pada 1 Desember untuk memulai perjalanan ke Mars. [rol/duniaterkini.com]
Permukaan planet ini penuh dengan fitur geologi yang diukir oleh air, seperti bekas saluran air, dasar sungai yang mengering, delta danau, dan deposit sedimen lainnya. “Atmosfernya harusnya lebih tebal dari sekarang untuk menciptakan kondisi planet yang hangat dan basah. Pertanyaannya adalah ke mana semua karbondioksida dan air itu pergi?" kata Jakosky.
Menurut para ilmuwan ini, hanya ada dua kemungkinan penyebab perginya atmosfer itu, yakni ke dalam tanah atau ke luar angkasa. Para ilmuwan mengetahui karbondioksida di beberapa planet justru berakhir di permukaan dan bergabung dengan mineral dalam kerak. Namun sejauh ini, persediaan karbondioksida di dalam tanah tidak cukup besar untuk menjelaskan awal atmosfer tebal di Mars.
Sebaliknya, para ilmuwan menduga sebagian besar atmosfer itu justru menghilang ke ruang angkasa. Prosesnya dimulai sekitar empat miliar tahun yang lalu ketika medan magnet pelindung planet secara misterius menghilang.
“Jika Anda memiliki medan magnet global, hal itu mampu menangkal angin dari matahari. Angin matahari berhasil ditangkal sehingga tidak dapat merusak atmosfer,” ujar Jakosky. Ia berpendapat, tanpa medan magnet. Mars akan menjadi “matang” karena terpanggang matahari dan radiasi kosmik, sebagaimana proses yang berlangsung sampai saat ini.
Dan, misi utama MAVEN diperkirakan akan berlangsung selama satu tahun. Waktu yang cukup bagi para ilmuwan untuk mengumpulkan data dari berbagai jenis badai matahari yang terjadi dan kejadian cuaca ruang angkasa lainnya.
Setelah itu, MAVEN akan tetap berada di orbit hingga 10 tahun untuk melayani sebagai relay komunikasi bagi Curiosity. Mesin penjelajah lanjutan akan diluncurkan pada 2020. Sebuah mesin pendarat sedang dirancang untuk mempelajari lapisan dalam planet.
MAVEN yang diluncurkan Senin akan mencapai Mars pada 22 September atau dua hari sebelum Misi Orbiter Mars milik India yang diluncurkan pada 5 November tiba. Roket India telah menaikkan orbitnya mengelilingi Bumi dan harus berada dalam posisi pada 1 Desember untuk memulai perjalanan ke Mars. [rol/duniaterkini.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar