Fotografi mengenalkan Islam kepada Barat, begitu kdcv ata Peter Sanders. Ia adalah fotografer kelas dunia yang juga merupakan pemilik Peter Sanders Photography Library. Menurut Sanders, masyarakat Barat banyak tidak tahu dan tak mengenal Islam secara benar.
Lantas, ada peristiwa 11 September 2001. Dari situlah Barat mengetahui Islam yang sebenarnya secara lebih mendetail. Termasuk, melalui hasil karya seni atau fotografi, seperti yang dihasilkan Sanders. “Hasil fotografi yang indah akan lebih cepat memperkenalkan Islam kepada Barat,” tutur Sanders.
Sebagai salah satu fotografer legendaris dan ternama, Sanders terbilang unik. Ia tak pernah mengenyam pendidikan fotografi, sebagaimana umumnya para fotografer profesional. Sanders hanya belajar fotografi secara autodidak. Sanders mengaku terjun ke dunia fotografi hanya menuruti panggilan hatinya. Sebab, ia tak memiliki kemampuan dan keahlian yang bisa diandalkan, dan terutama untuk menopang hidup. Lantaran hobi, ia merasa bakal mampu bersaing di dunia fotografi kendati tanpa harus memiliki titel mentereng.
Sanders sudah menekuni fotografi lebih dari 50 tahun lamanya. Namun, agama Islam sendiri baru dikenalnya pada saat ia melakukan perjalanan ke India pada 1970. Ketika itu, yang sedang ngetrend dalam dunia fotografi adalah mengabadikan bintang-bintang musik terkenal. Maka Sanders banyak memotret aksi panggung Bob Dylan, Jimi Hendrix, The Doors, The Who, atau Rolling Stones.
Namun, Sanders merasa kering. Jenuh. Akhirnya persepsinya terhadap fotografi membawa dia pada sebuah perjalanan yang rumit. Hal itu membawanya mengembara ke India pada tahun 1970.
Di India, Ia mengenal Islam dan mencoba mempelajarinya. Semakin lama, ia makin terpesona dengan keindahan Islam. “Ketika itu, usia saya baru menginjak 24 tahun. Saya bertanya tentang mati. Apa kemudian yang terjadi pada diri kita setelah mati? Pertanyaan itu terus menghantui saya. Saya pergi ke India. Saya belajar Hindu, Buddha, Sikh, dan Islam,” ungkapnya.
Saat berada di India, Sanders mengalami peristiwa yang amat berkesan. Pada suatu pagi, saat tengah menunggu kereta api di stasiun yang penuh dengan orang dan hiruk pikuk keramaian, seorang ibu tiba-tiba menggelar tikar di dekatnya. Ibu tersebut lantas melakukan gerakan shalat di situ. Hal ini mengejutkan Sanders. Sebab, selama ini dia memang belum pernah melihat orang shalat.
Kemudian, Sanders bertanya kepada seorang anak muda yang berdiri di dekatnya. “Sedang apa ibu ini?”
Anak muda tersebut menjawab, “Ini nenek saya. Dia seorang Muslim. Ia sedang shalat.”
Momen tersebut terus melekat dalam ingatannya.
Setelah perjalanan ke India tersebut, Sanders kembali ke Inggris dan mendapati teman-teman lamanya banyak yang terjerumus dalam narkoba. Namun, ada beberapa orang temannya yang menjadi Muslim dan terhindar dari dunia narkoba serta kehidupan malam. Ketika itu, ia berkata pada dirinya sendiri, “Inilah jalan yang harus saya tempuh.”
Tak menunggu waktu lama, Sanders memutuskan masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Abd al-Adheem.
Mengapa Sanders masuk Islam? Menurutnya, tak ada yang menariknya kepada agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW, selain yang menciptakan manusia. “Allah-lah yang memilihkan untuk saya,” katanya.
Setelah menjadi Muslim, Sanders tak lagi merasa kering dan gersangnya hati. Islam mulai mengilhaminya pada sebuah jalan baru untuk makin menekuni dunia fotografi, namun dengan objek yang berbeda.
Sekarang Sanders sudah pension dari dunia yang membesarkannya. Tiga bulan setelah masuk Islam, ia berkesempatan menunaikan ibadah haji ke Makkah atas biaya dari seorang kenalannya. Saat menunaikan ibadah haji, Sanders mendapat kesempatan untuk memotret Ka’bah dan lautan jamaah haji dari jarak dekat. Pada tahun 1971, saat itu masih terbilang sulit untuk bisa mengambil gambar di Makkah dan Ka’bah pada khususnya serta lokasi lain di Arab Saudi. Namun, berkat keuletannya, dia mendapatkan izin dari orang yang tepat dan terpandang di Arab Saudi saat itu. [islamonline/duniaterkini.com]
Lantas, ada peristiwa 11 September 2001. Dari situlah Barat mengetahui Islam yang sebenarnya secara lebih mendetail. Termasuk, melalui hasil karya seni atau fotografi, seperti yang dihasilkan Sanders. “Hasil fotografi yang indah akan lebih cepat memperkenalkan Islam kepada Barat,” tutur Sanders.
Sebagai salah satu fotografer legendaris dan ternama, Sanders terbilang unik. Ia tak pernah mengenyam pendidikan fotografi, sebagaimana umumnya para fotografer profesional. Sanders hanya belajar fotografi secara autodidak. Sanders mengaku terjun ke dunia fotografi hanya menuruti panggilan hatinya. Sebab, ia tak memiliki kemampuan dan keahlian yang bisa diandalkan, dan terutama untuk menopang hidup. Lantaran hobi, ia merasa bakal mampu bersaing di dunia fotografi kendati tanpa harus memiliki titel mentereng.
Sanders sudah menekuni fotografi lebih dari 50 tahun lamanya. Namun, agama Islam sendiri baru dikenalnya pada saat ia melakukan perjalanan ke India pada 1970. Ketika itu, yang sedang ngetrend dalam dunia fotografi adalah mengabadikan bintang-bintang musik terkenal. Maka Sanders banyak memotret aksi panggung Bob Dylan, Jimi Hendrix, The Doors, The Who, atau Rolling Stones.
Namun, Sanders merasa kering. Jenuh. Akhirnya persepsinya terhadap fotografi membawa dia pada sebuah perjalanan yang rumit. Hal itu membawanya mengembara ke India pada tahun 1970.
Di India, Ia mengenal Islam dan mencoba mempelajarinya. Semakin lama, ia makin terpesona dengan keindahan Islam. “Ketika itu, usia saya baru menginjak 24 tahun. Saya bertanya tentang mati. Apa kemudian yang terjadi pada diri kita setelah mati? Pertanyaan itu terus menghantui saya. Saya pergi ke India. Saya belajar Hindu, Buddha, Sikh, dan Islam,” ungkapnya.
Saat berada di India, Sanders mengalami peristiwa yang amat berkesan. Pada suatu pagi, saat tengah menunggu kereta api di stasiun yang penuh dengan orang dan hiruk pikuk keramaian, seorang ibu tiba-tiba menggelar tikar di dekatnya. Ibu tersebut lantas melakukan gerakan shalat di situ. Hal ini mengejutkan Sanders. Sebab, selama ini dia memang belum pernah melihat orang shalat.
Kemudian, Sanders bertanya kepada seorang anak muda yang berdiri di dekatnya. “Sedang apa ibu ini?”
Anak muda tersebut menjawab, “Ini nenek saya. Dia seorang Muslim. Ia sedang shalat.”
Momen tersebut terus melekat dalam ingatannya.
Setelah perjalanan ke India tersebut, Sanders kembali ke Inggris dan mendapati teman-teman lamanya banyak yang terjerumus dalam narkoba. Namun, ada beberapa orang temannya yang menjadi Muslim dan terhindar dari dunia narkoba serta kehidupan malam. Ketika itu, ia berkata pada dirinya sendiri, “Inilah jalan yang harus saya tempuh.”
Tak menunggu waktu lama, Sanders memutuskan masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Abd al-Adheem.
Mengapa Sanders masuk Islam? Menurutnya, tak ada yang menariknya kepada agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW, selain yang menciptakan manusia. “Allah-lah yang memilihkan untuk saya,” katanya.
Setelah menjadi Muslim, Sanders tak lagi merasa kering dan gersangnya hati. Islam mulai mengilhaminya pada sebuah jalan baru untuk makin menekuni dunia fotografi, namun dengan objek yang berbeda.
Sekarang Sanders sudah pension dari dunia yang membesarkannya. Tiga bulan setelah masuk Islam, ia berkesempatan menunaikan ibadah haji ke Makkah atas biaya dari seorang kenalannya. Saat menunaikan ibadah haji, Sanders mendapat kesempatan untuk memotret Ka’bah dan lautan jamaah haji dari jarak dekat. Pada tahun 1971, saat itu masih terbilang sulit untuk bisa mengambil gambar di Makkah dan Ka’bah pada khususnya serta lokasi lain di Arab Saudi. Namun, berkat keuletannya, dia mendapatkan izin dari orang yang tepat dan terpandang di Arab Saudi saat itu. [islamonline/duniaterkini.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar