Presiden Iran Hassan Rowhani mengatakan pada hari Minggu (10/10) bahwa hak negara untuk pengayaan uranium merupakan "garis merah (red line)" dan bahwa negaranya tidak akan menundukkan kepala untuk setiap ancaman atau sanksi terhadap itu.
Rowhani juga mengatakan Republik Islam telah bertindak secara rasional dan bijaksana selama negosiasi nuklir, menurut kantor berita Reuters .
"Kami telah mengatakan kepada pihak negosiasi bahwa kami tidak akan menjawab ancaman, sanksi, penghinaan atau diskriminasi. Kami belum dan tidak akan menundukkan kepala untuk ancaman dari otoritas apapun," dikutipdalam pidato di Majelis Nasional, menurut Reuters .
"Bagi kami ada garis merah yang tidak bisa dilewati. Kepentingan nasional adalah garis merah kami yang mencakup hak-hak kami di bawah kerangka peraturan internasional dan pengayaan uranium di Iran. "
Komentarnya, dalam sebuah parade militer tahunan, muncul menjelang keberangkatannya untuk menghadiri Majelis Umum PBB di New York tempat dirinya dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Prancis Francois Hollande di sela-sela acara.
Iran mengklaim haknya untuk memperkaya uranium untuk tujuan damai di bawah ketentuan Perjanjian Non-Proliferasi nuklir.
Namun Dewan Keamanan PBB memberlakukan serangkaian sanksi yang yang diterapkan terhadap Iran karena tidak mengindahkan ultimatum untuk menangguhkan aktivitas penting yang pemerintah negara-negara Barat duga ditujukan untuk mengembangkan kemampuan persenjataan. [alarabiya/jabode]
Rowhani juga mengatakan Republik Islam telah bertindak secara rasional dan bijaksana selama negosiasi nuklir, menurut kantor berita Reuters .
"Kami telah mengatakan kepada pihak negosiasi bahwa kami tidak akan menjawab ancaman, sanksi, penghinaan atau diskriminasi. Kami belum dan tidak akan menundukkan kepala untuk ancaman dari otoritas apapun," dikutipdalam pidato di Majelis Nasional, menurut Reuters .
"Bagi kami ada garis merah yang tidak bisa dilewati. Kepentingan nasional adalah garis merah kami yang mencakup hak-hak kami di bawah kerangka peraturan internasional dan pengayaan uranium di Iran. "
Komentarnya, dalam sebuah parade militer tahunan, muncul menjelang keberangkatannya untuk menghadiri Majelis Umum PBB di New York tempat dirinya dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Prancis Francois Hollande di sela-sela acara.
Iran mengklaim haknya untuk memperkaya uranium untuk tujuan damai di bawah ketentuan Perjanjian Non-Proliferasi nuklir.
Namun Dewan Keamanan PBB memberlakukan serangkaian sanksi yang yang diterapkan terhadap Iran karena tidak mengindahkan ultimatum untuk menangguhkan aktivitas penting yang pemerintah negara-negara Barat duga ditujukan untuk mengembangkan kemampuan persenjataan. [alarabiya/jabode]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar