Bagi sebagian kalangan Islam, terutama Syiah Rafidhah, sosok khalifah keempat dari khulafaur rasyidin, yakni Khalifah Ali bin Abi Thalib, sering digambarkan secara tidak tepat, bahkan tidak jujur.
Mereka beranggapan bahwa sepupu dan menantu Rasulullah SAW ini adalah orang yang paling berhak menggantikan Rasulullah SAW setelah wafat. Karena itu, mereka tidak mengakui kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar bin Khatab, maupun Khalifah Utsman bin Affan.
Buku Biografi Ali bin Abi Thalib yang ditulis oleh Prof Dr Ali Muhammad ash-Shalabi ini merupakan buku sejarah yang begitu lengkap dan komprehensif dalam mengupas rekam jejak Ali bin Abi Thalib.
Sebagai seorang sejarawan, Ash-Shalabi mampu menceritakan secara detail, runut, dan mengalir dengan bahasa yang mudah dipahami mengenai sosok Ali bin Abi Thalib.
Selain itu, sebagai ahli hadis ash-Shalabi juga mampu mengungkap hadis-hadis daif dan maudhu (palsu) yang berhubungan dengan Ali bin Abi Thalib, terutama hadis-hadis yang berkaitan dengan kepemimpinan pascawafatnya Rasulullah SAW.
Dengan kemampuannya yang brilian tersebut, ash-Shalabi mampu mengungkap kebohongan-kebohongan dan kekeliruan paham serta keyakinan dari kelompok Syiah Rafidhah yang bersikap berlebih-lebihan terhadap Ali bin Abi Thalib, bahkan menempatkannya seolah-olah seperti Tuhan.
Ash-Shalabi mampu menghadirkan fakta-fakta sejarah yang begitu terang benderang berdasarkan sumber-sumber yang jernih, yang terbebas dari segala syubhat dan kepentingan-kepentingan kelompok yang berusaha memecah belah akidah kaum Muslimin. Terutama, soal baiat dan kepemimpinan pascawafatnya Rasul.
Penulis menegaskan bahwa Ali merupakan sosok pemimpin yang petunjuk, ucapan, dan perbuatannya banyak diikuti oleh kaum Muslimin dalam kehidupan mereka.
Perjalanan hidupnya menjadi sumber kekuatan iman, lurusnya kasih sayang, dan sahihnya pemahaman beragama.
“Kita dapat belajar dari sosok Ali mengenai fikihnya dalam berinteraksi dengan sunah-sunah Rasulullah dan petunjuk-petunjuk terbaiknya, kedekatannya dengan Alquran dan mengikuti petunjuk Rasul-Nya, pentingnya rasa takut kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, mencari apa yang ada di sisi-Nya demi kesuksesan dunia dan akhirat, dan pengaruh dari nilai-nilai ini semua dalam kehidupan umat Islam dan kebangkitan mereka, serta peran mereka dalam mendukung dan mengemban misi peradaban.”
Secara keseluruhan buku ini terdiri atas tujuh bab, yakni Ali bin Abi Thalib selama di Makkah, prestasi terpenting Ali bin Abi Thalib rentang waktu Hijrah sampai Perang Ahzab, prestasi terpenting Ali bin Abi Thalib rentang waktu antara Perang Ahzab dan wafatnnya Nabi, dan Ali bin Abi Thalib pada masa para khalifah. Selain itu, landasan perekonomian dan peradilan pada masa Ali bin Abi Thalib serta sebagian ijtihad fikihnya, pembagian wilayah pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, dan Perang Jamal, Shifin, dan Tahkim. [rol/duniaterkini.com]
Mereka beranggapan bahwa sepupu dan menantu Rasulullah SAW ini adalah orang yang paling berhak menggantikan Rasulullah SAW setelah wafat. Karena itu, mereka tidak mengakui kepemimpinan Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar bin Khatab, maupun Khalifah Utsman bin Affan.
Buku Biografi Ali bin Abi Thalib yang ditulis oleh Prof Dr Ali Muhammad ash-Shalabi ini merupakan buku sejarah yang begitu lengkap dan komprehensif dalam mengupas rekam jejak Ali bin Abi Thalib.
Sebagai seorang sejarawan, Ash-Shalabi mampu menceritakan secara detail, runut, dan mengalir dengan bahasa yang mudah dipahami mengenai sosok Ali bin Abi Thalib.
Selain itu, sebagai ahli hadis ash-Shalabi juga mampu mengungkap hadis-hadis daif dan maudhu (palsu) yang berhubungan dengan Ali bin Abi Thalib, terutama hadis-hadis yang berkaitan dengan kepemimpinan pascawafatnya Rasulullah SAW.
Dengan kemampuannya yang brilian tersebut, ash-Shalabi mampu mengungkap kebohongan-kebohongan dan kekeliruan paham serta keyakinan dari kelompok Syiah Rafidhah yang bersikap berlebih-lebihan terhadap Ali bin Abi Thalib, bahkan menempatkannya seolah-olah seperti Tuhan.
Ash-Shalabi mampu menghadirkan fakta-fakta sejarah yang begitu terang benderang berdasarkan sumber-sumber yang jernih, yang terbebas dari segala syubhat dan kepentingan-kepentingan kelompok yang berusaha memecah belah akidah kaum Muslimin. Terutama, soal baiat dan kepemimpinan pascawafatnya Rasul.
Penulis menegaskan bahwa Ali merupakan sosok pemimpin yang petunjuk, ucapan, dan perbuatannya banyak diikuti oleh kaum Muslimin dalam kehidupan mereka.
Perjalanan hidupnya menjadi sumber kekuatan iman, lurusnya kasih sayang, dan sahihnya pemahaman beragama.
“Kita dapat belajar dari sosok Ali mengenai fikihnya dalam berinteraksi dengan sunah-sunah Rasulullah dan petunjuk-petunjuk terbaiknya, kedekatannya dengan Alquran dan mengikuti petunjuk Rasul-Nya, pentingnya rasa takut kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, mencari apa yang ada di sisi-Nya demi kesuksesan dunia dan akhirat, dan pengaruh dari nilai-nilai ini semua dalam kehidupan umat Islam dan kebangkitan mereka, serta peran mereka dalam mendukung dan mengemban misi peradaban.”
Secara keseluruhan buku ini terdiri atas tujuh bab, yakni Ali bin Abi Thalib selama di Makkah, prestasi terpenting Ali bin Abi Thalib rentang waktu Hijrah sampai Perang Ahzab, prestasi terpenting Ali bin Abi Thalib rentang waktu antara Perang Ahzab dan wafatnnya Nabi, dan Ali bin Abi Thalib pada masa para khalifah. Selain itu, landasan perekonomian dan peradilan pada masa Ali bin Abi Thalib serta sebagian ijtihad fikihnya, pembagian wilayah pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, dan Perang Jamal, Shifin, dan Tahkim. [rol/duniaterkini.com]
Beli bukunya klik disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar