BAHAGIA SEPANJANG MASA

Kebahagiaan tak dapat dibeli, tidak dapat diukur dengan banyaknya harta, tingginya jabatan, banyaknya anak dan lainnya. Sering kita dapati orang kaya harta, jabatan tinggi namun mereka kurang menikmati hidupnya. Banyak pula kita jumpai orang miskin, rumah tak punya, cukup tinggal di kontrakan atau kos, namun hidup mereka begitu bahagianya.
Hidup adalah ujian. Sering kita mendengar kata-kata tersebut. Semakin tinggi keimanan semakin tinggi pula ujiannya. Ibarat pohon semakin tinggi batang pohon maka semakin besar terpaan angin yang mengancamnya. Terkadang ujian menjadikan diri seorang muslim mendekatkan dirinya kepada Allah, terkadang pula ujian menjadikan diri seorang muslim menjadi down (futur). Patutlah kita jadikan pelajaran sebagaimana yang terjadi pada Nabi Ayub, ujian datang bertubi-tubi namun dalam ketetapan iman. Kenikmatan yang luar biasa dicabut oleh Allah satu persatu. Namun iman masih kokoh di dalam hatinya. Allah berfirman dalam Al Baqarah 216,“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”.
 Sebagai manusia tentunya kita memiliki segudang visi dan keinginan. Berbagai upaya kita lakukan untuk menjemputnya namun terkadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan hasilnya. Di sinilah kita diuji Allah, akankah kita ridha dengan keputusannnya ataukah justru kita mengkufurinya. Perasaan ridha, menggerutu tidak akan mengubah kejadian yang telah terjadi. Saat kita menerima dengan ridha, maka kebahagiaan, ridha Allah dan surga yang kita dapatkan. Namun jika perasaan menggerutu yang kita lakukan maka sakit hati yang kita peroleh dan ridha Allah tidak kita dapatkan. 
Para generasi terdahulu, mereka senantiasa menikmati hidup, sebesar apapun ujian yang mereka terima. Alkisah, Ibnu Taimiyyah saat dijebloskan ke penjara yang telah terkunci rapat, lalu beliau membaca ayat Quran berbunyi "Diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu,di dalamnya ada rahmat dan di luarnya ada siksa.” (QS 57:13. Lalu beliau berkata “Apa yang telah musuh-musuhku lakukan padaku? Surgaku ada di dalam dadaku, kebahagiaan selalu ada dalam hidupku, jika mereka membunuhku, aku telah syahid. Jika mereka mengusirku dari negeriku, itu perjalanan yang indah untukku. Sedangkan penjaraku menjadi tempatku berduaan dengan Rabb-ku".Begitu bahagianya hamba Allah ibnu Taimiyyah ini, dimanapun ia berada seakan menjadi surga baginya. Beliau ridha dengan keputusan Allah


Syuraih ibnu Al Harits Al Qadhi mengungkapkan, "Setiap orang pasti akan ditimpa musibah, begitu juga aku. Meski demikian aku tetap berterima kasih kepada Allah karena empat hal. Pertama, aku berterima kasih karena Allah tidak menimpakan musbah yang lebih besar dari itu kepadaku. Kedua, aku berterima kasih karena Allah telah membekaliku dengan kesabaran. Ketiga, aku berterima kasih karena Allah mau menerimaku saat aku mengharapkan pertolongan-Nya. Keempat, aku berterima kasih kepada-Nya karena tidak menimpakan musibah itu dalam perkara agamaku."(Anna Mujahidah Mumtazah)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2015. Muslim Magazine.
Design by Herdiansyah Hamzah. Published by Themes Paper. Distributed By Kaizen Template Powered by Blogger.
Creative Commons License