Dalam rangka memperingati tragedi gempa dan tsunami Aceh, hari ini (26/12) seluruh nelayan menghentikan aktivitas melaut.
Kegiatan melaut digantikan dengan berdoa dan berzikir bersama. Panglima Laot Lhok Krueng Aceh, Tabrani mengatakan, penghentian kegiatan melaut ini memang sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh panglima laot di Aceh.
“Itu adalah hari bersejarah. Bersejarah di sini maksudnya adalah hari yang tidak mungkin dilupakan ketika Allah memberikan peringatan bagi manusia. Sebagian besar korban adalah nelayan dan keluarganya. Untuk itulah, kita berzikir dan menyumbangkan doa untuk orang-orang yang kita cintai yang sudah mendahului kita,” jelas Tabrani.
Aktivitas melaut baru dilanjutkan keesokan harinya. Masyarakat juga menaikkan bendera setengah tiang tanda berduka.
Pemerintah Aceh memusatkan kegiatan doa dan zikir bersama di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Pemerintah daerah juga menetapkan tanggal 26 Desember sebagai hari libur daerah, yang dilanjutkan dengan ziarah ke makam massal korban gempa dan tsunami Aceh.
Kegiatan melaut digantikan dengan berdoa dan berzikir bersama. Panglima Laot Lhok Krueng Aceh, Tabrani mengatakan, penghentian kegiatan melaut ini memang sudah menjadi kesepakatan bersama seluruh panglima laot di Aceh.
“Itu adalah hari bersejarah. Bersejarah di sini maksudnya adalah hari yang tidak mungkin dilupakan ketika Allah memberikan peringatan bagi manusia. Sebagian besar korban adalah nelayan dan keluarganya. Untuk itulah, kita berzikir dan menyumbangkan doa untuk orang-orang yang kita cintai yang sudah mendahului kita,” jelas Tabrani.
Aktivitas melaut baru dilanjutkan keesokan harinya. Masyarakat juga menaikkan bendera setengah tiang tanda berduka.
Pemerintah Aceh memusatkan kegiatan doa dan zikir bersama di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Pemerintah daerah juga menetapkan tanggal 26 Desember sebagai hari libur daerah, yang dilanjutkan dengan ziarah ke makam massal korban gempa dan tsunami Aceh.
[tribunnews/duniaterkini.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar