Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengingatkan aparat keamanan untuk mengantisipasi aksi terorisme menjelang pemilihan umum dan pemilihan presiden 2014 mendatang.
“Aparat keamanan harus antisipasi,” kata Ansyaad saat diskusi BNPT dengan media di Jakarta, Kamis (19/12).
Ia mengatakan, memang pada awalnya teroris di Indonesia tidak berkepentingan dengan pemilihan umum. Namun, kata Ansyaad, berkaca pada 2012 lalu ternyata teroris juga punya kepentingan dengan pemilu tersebut.
Menanggapi pernyataan Ansyaad Mbai, Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya, menyatakan ucapan Ansyad Mbay tdk bisa di percaya begitu saja. Pernyataan Kepala BNPT iu dinilai sangat berlebihan.
“Narasi teroris punya kepentingan politik 2014 itu hanya untuk isu murahan yang dihembuskan dengan harapan BNPT akan memiliki banyak proyek. Begitu juga Densus 88,” ungkapnya kepada Islampos, Jum’at (20/12).
Harits menambahkan, Densus 88 dan BNPT telah menjadikan Natalan, Tahun baru dan Pemilu 2014 sebagai momentum untuk “eksis” dengan isu Terorisme. Padahal, kata Harits, banyak orang ditangkap hanya dengan asumsi mereka “terkait” jaringan terorisme. Dan BNPT sudah gegabah dengan melabeli mereka sebagai teroris, sementara belum pernah ada proses sidang apakah mereka terbukti melakukan tindak pidana terorisme atau bukan.
“BNPT merangkai cerita dan menghembuskannya menjadi propaganda berdasarkan BAP (Berita acara pemeriksaan) yang didapatkan oleh Densus 88 dengan cara-cara yang sarat pelanggaran HAM, seperti penyiksaan dan semisalnya,” pungkas Harits.
[islampos/duniaterkini.com]
“Aparat keamanan harus antisipasi,” kata Ansyaad saat diskusi BNPT dengan media di Jakarta, Kamis (19/12).
Ia mengatakan, memang pada awalnya teroris di Indonesia tidak berkepentingan dengan pemilihan umum. Namun, kata Ansyaad, berkaca pada 2012 lalu ternyata teroris juga punya kepentingan dengan pemilu tersebut.
Menanggapi pernyataan Ansyaad Mbai, Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya, menyatakan ucapan Ansyad Mbay tdk bisa di percaya begitu saja. Pernyataan Kepala BNPT iu dinilai sangat berlebihan.
“Narasi teroris punya kepentingan politik 2014 itu hanya untuk isu murahan yang dihembuskan dengan harapan BNPT akan memiliki banyak proyek. Begitu juga Densus 88,” ungkapnya kepada Islampos, Jum’at (20/12).
Harits menambahkan, Densus 88 dan BNPT telah menjadikan Natalan, Tahun baru dan Pemilu 2014 sebagai momentum untuk “eksis” dengan isu Terorisme. Padahal, kata Harits, banyak orang ditangkap hanya dengan asumsi mereka “terkait” jaringan terorisme. Dan BNPT sudah gegabah dengan melabeli mereka sebagai teroris, sementara belum pernah ada proses sidang apakah mereka terbukti melakukan tindak pidana terorisme atau bukan.
“BNPT merangkai cerita dan menghembuskannya menjadi propaganda berdasarkan BAP (Berita acara pemeriksaan) yang didapatkan oleh Densus 88 dengan cara-cara yang sarat pelanggaran HAM, seperti penyiksaan dan semisalnya,” pungkas Harits.
[islampos/duniaterkini.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar